Kegiatan ini merupakan kegiatan kuliah lapangan mata kuliah
“Prasejarah Indonesia” dan “Arkeologi Islam” yang dibimbing oleh dosen
pengajar mata kuliah yaitu Muhammad Nur, Hasanuddin, dan Rosmawati.
Kegiatan berlangsung pada tanggal 4 – 7 Desember 2009 di situs-situs
yang terletak di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang
dilakukan selama kegiatan adalah mengunjungi situs-situs lalu
mendeskripsikannya, kemudian membuat laporan sementara, lalu
mendiskusikannya. Adapun situs-situs beserta temuan-temuannya yang
dilihat adalah sebagai berikut:
• Kompleks Makam Kuno Jera Lompoe
Makam-makam yang berada dalam kompleks pemakaman ini terbuat dari batuan endesit. Nisan yang berbentuk Gada berarti makam laki-laki, dan nisan yang berbentuk Pipih berarti makam perempuan. Makam yang memiliki hanya satu nisan berarti makam laki-laki dan makam yang memiliki dua buah nisan berarti makam perempuan. La berarti laki-laki dan We berarti perempuan. Lebih lengkapnya, setiap makam akan dideskripsikan sebagai berikut:
1. Makam Datu Mari-Mari
Makam memiliki ukuran kecil, memiliki tiga nisan yang merupakan nisan semu. Makam berada di sebelah utara.
2. Makam tanpa nama
Makam ini berada di sebelah selatan makam Datu Mari-Mari dan memiliki bentuk badan makam yang besar. Makam memiliki sebuah nisan berbentuk menhir.
3. Makam tanpa nama
Makam terletak di sebelah makam yang kedua. Makam ini memiliki sebuah nisan berukuran sedang yang berbentuk menhir.
4. Makam Addatuang Sidenreng
Makam memiliki ukuran badan makam yang besar serta memiliki sebuah batu nisan.
5. Makam Tenri Kawareng
Makam memiliki nisan berjumlah dua buah. Nisannya berbentuk nisan gadah, bersudut delapan, gadah dua, serta bermahkota kerucut. Dibawah makam terdapat lubang hasil ekskavasi BP3. Lubang tersebut menunjukkan cara orang dulu dimakamkan. Lubang ini sengaja dibiarkan dalam posisi terbuka agar pengunjung dapat melihat bagaimana bentuk pemakaman di makam tersebut.
6. Makam Latenri Bali Datu Soppeng
Makam memiliki dua buah nisan berbentuk menhir. Nisan tersebut memiliki ukuran yang berbeda. Disebelah utara, nisannya memiliki ukuran lebih besar daripada disebelah selatan.
7. Makam Weada Datu Soppeng
Makam memiliki dua buah nisan, namun pada bagian selatan nisannya telah rusak. Nisannya berbentuk nisan pipih. Erdapat gunungan di sebelah selatan dan utara makam. Badan makam berbentuk berundak-undak. Makam memiliki kaki, badan, dan kepala makam, serta memiliki ukiran sulu-sulur.
8. Makam Lamataesso
Makam memiliki dua buah nisan. Nisan sebelah utara berbentuk gadah satu dengan sudut delapan arah. Nisan sebelah selatan berbentuk hulu kris. Nisannya merupakan gadah tumpal berkaki.
9. Makam tanpa nama
Makam terletak disebelah selatan makam delapan. Memiliki dua buah nisan tipe gadah tiga yang memiliki delapan sudut. Gadah ini tidak bermahkota. Makam berundak-undak dan memiliki gunungan. Makam berbentuk kecil dan berkaki.
10. Makam tanpa nama
Makam memiliki dua nisan berbentuk gadah persegiempat dengan empat sudut. Gadah sebelah utara berbentuk paling besar dari makam lainnya.
11. Makam Pajung Luwu
Makam memiliki nisan sebanyak dua buah dengan nisan tipe gadah 1. Gadah ini bersudut delapan dan memiliki mahkota berbentuk tumpang.
12. Makam tanpa nama
Makam memiliki nisan dua buah. Nisan berbentuk tipe gadah tiga dengan sudut empat dan memiliki mahkota. Gadah sebelah utara lebih besar dari selatan. Makam memiliki gunungan dan berkaki.
13. Makam Petta Bulue
Makam memiliki nisan sebanyak dua buah. Nisan berbentuk tipe menhir dengan menhir yang berukuran besar di sebelah utara makam.
14. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan dengan tipe menhir.
15. Makam tanpa nama
Makam terletak disebelah utara makam 14. Memiliki dua buah nisan gadah tipe tiga dengan sudut empat dan memiliki mahkota. Terdapat gunungan serta memiliki badan, kepala, dan kaki makam.
16. Makam tanpa nama
Makam ini memiliki sebuah nisan dengan tipe menhir.
17. Makam tanpa nama
Makam memiliki nisan pipih satu bermahkota dan hulu keris. Terdapat gunungan dan garis geometris pada bagian kepala makam. Memiliki kaki, badan, dan kepala makam.
18. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan berbentuk menhir yang berukuran kecil di sebelah selatan. Makam diduga lebih tua dari makan yang lain jika dilihat dari susunan batu yang berbeda dari makam yang lainnya.
19. Makam tanpa nama
Makam memiliki badan makam yang berukuran besar. Memiliki sebuah nisan menhir yang berukuran besar.
20. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan. Nisannya berbentuk pipih, namun sudah rusak.
21. Makam tanpa nama
Makam memiliki kaki, badan, dan kepala makam. Memiliki gunungan serta nisan berjumlah dua buah. Nisannya berbentuk pipih tipe tiga tanpa mahkota.
22. Makam tanpa nama
Makam memiliki nisan pipih tipe satu dan nisan hulu keris.
23. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan dengan bentuk pipih yang sudah rusak.
24. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan yang berbentuk pipih yang disusun.
25. Makam tanpa nama
Makam memiliki nisan bentuk pipih yang sudah rusak.
26. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan yang tidak dapat diidentifikasi. Makam sudah tua karena memiliki bentuk berbeda dengan makam yang lainnya.
27. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan berbentuk pipih.
28. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan berbentuk pipih.
29. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan berbentuk pipih.
30. Makam tanpa nama
Makam berukuran kecil dengan gundungan dan memiliki sebuah nisan tipe gadah satu.
Makam ini berada di sebelah selatan makam Datu Mari-Mari dan memiliki bentuk badan makam yang besar. Makam memiliki sebuah nisan berbentuk menhir.
3. Makam tanpa nama
Makam terletak di sebelah makam yang kedua. Makam ini memiliki sebuah nisan berukuran sedang yang berbentuk menhir.
4. Makam Addatuang Sidenreng
Makam memiliki ukuran badan makam yang besar serta memiliki sebuah batu nisan.
5. Makam Tenri Kawareng
Makam memiliki nisan berjumlah dua buah. Nisannya berbentuk nisan gadah, bersudut delapan, gadah dua, serta bermahkota kerucut. Dibawah makam terdapat lubang hasil ekskavasi BP3. Lubang tersebut menunjukkan cara orang dulu dimakamkan. Lubang ini sengaja dibiarkan dalam posisi terbuka agar pengunjung dapat melihat bagaimana bentuk pemakaman di makam tersebut.
6. Makam Latenri Bali Datu Soppeng
Makam memiliki dua buah nisan berbentuk menhir. Nisan tersebut memiliki ukuran yang berbeda. Disebelah utara, nisannya memiliki ukuran lebih besar daripada disebelah selatan.
7. Makam Weada Datu Soppeng
Makam memiliki dua buah nisan, namun pada bagian selatan nisannya telah rusak. Nisannya berbentuk nisan pipih. Erdapat gunungan di sebelah selatan dan utara makam. Badan makam berbentuk berundak-undak. Makam memiliki kaki, badan, dan kepala makam, serta memiliki ukiran sulu-sulur.
8. Makam Lamataesso
Makam memiliki dua buah nisan. Nisan sebelah utara berbentuk gadah satu dengan sudut delapan arah. Nisan sebelah selatan berbentuk hulu kris. Nisannya merupakan gadah tumpal berkaki.
9. Makam tanpa nama
Makam terletak disebelah selatan makam delapan. Memiliki dua buah nisan tipe gadah tiga yang memiliki delapan sudut. Gadah ini tidak bermahkota. Makam berundak-undak dan memiliki gunungan. Makam berbentuk kecil dan berkaki.
10. Makam tanpa nama
Makam memiliki dua nisan berbentuk gadah persegiempat dengan empat sudut. Gadah sebelah utara berbentuk paling besar dari makam lainnya.
11. Makam Pajung Luwu
Makam memiliki nisan sebanyak dua buah dengan nisan tipe gadah 1. Gadah ini bersudut delapan dan memiliki mahkota berbentuk tumpang.
12. Makam tanpa nama
Makam memiliki nisan dua buah. Nisan berbentuk tipe gadah tiga dengan sudut empat dan memiliki mahkota. Gadah sebelah utara lebih besar dari selatan. Makam memiliki gunungan dan berkaki.
13. Makam Petta Bulue
Makam memiliki nisan sebanyak dua buah. Nisan berbentuk tipe menhir dengan menhir yang berukuran besar di sebelah utara makam.
14. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan dengan tipe menhir.
15. Makam tanpa nama
Makam terletak disebelah utara makam 14. Memiliki dua buah nisan gadah tipe tiga dengan sudut empat dan memiliki mahkota. Terdapat gunungan serta memiliki badan, kepala, dan kaki makam.
16. Makam tanpa nama
Makam ini memiliki sebuah nisan dengan tipe menhir.
17. Makam tanpa nama
Makam memiliki nisan pipih satu bermahkota dan hulu keris. Terdapat gunungan dan garis geometris pada bagian kepala makam. Memiliki kaki, badan, dan kepala makam.
18. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan berbentuk menhir yang berukuran kecil di sebelah selatan. Makam diduga lebih tua dari makan yang lain jika dilihat dari susunan batu yang berbeda dari makam yang lainnya.
19. Makam tanpa nama
Makam memiliki badan makam yang berukuran besar. Memiliki sebuah nisan menhir yang berukuran besar.
20. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan. Nisannya berbentuk pipih, namun sudah rusak.
21. Makam tanpa nama
Makam memiliki kaki, badan, dan kepala makam. Memiliki gunungan serta nisan berjumlah dua buah. Nisannya berbentuk pipih tipe tiga tanpa mahkota.
22. Makam tanpa nama
Makam memiliki nisan pipih tipe satu dan nisan hulu keris.
23. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan dengan bentuk pipih yang sudah rusak.
24. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan yang berbentuk pipih yang disusun.
25. Makam tanpa nama
Makam memiliki nisan bentuk pipih yang sudah rusak.
26. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan yang tidak dapat diidentifikasi. Makam sudah tua karena memiliki bentuk berbeda dengan makam yang lainnya.
27. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan berbentuk pipih.
28. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan berbentuk pipih.
29. Makam tanpa nama
Makam memiliki sebuah nisan berbentuk pipih.
30. Makam tanpa nama
Makam berukuran kecil dengan gundungan dan memiliki sebuah nisan tipe gadah satu.
Sketsa Kompleks Makam Jera’ Lompoe
Kompleks Makam Jera’ Lompoe merupakan pemakaman islam. Di dalam
kompleks makam dikuburkan raja-raja Soppeng. Jika dilihat dari keletakan
geografisnya, makam ini berada pada ketinggian yang menunjukkan adanya
hirarki atau status sosial. Jika ditinjau dari makam-makam yang beragam
motif hias pada makam, terbatas hanya pada sulur-suluran, geometris dan
flora. Yang paling unik adalah bentuk nisan pada delapan makam di dalam
kompleks pemakaman ini yang mengadopsi tradisi mengalitik yaitu menhir.
Nisan menhir yang paling tinggi mencapai ukuran ±180cm dan yang paling
kecil ±50cm. nisan menhir pada makam tidak diberi motif hias, batunya
merupakan baru andesit yang dihaluskan hingga permukaannya lebih rata.
Pada beberapa makam yang bernisan menhir juga diberi lagi nisan yang
lebih lebar daripada badan. Sedang bagian kepala nisan dibuat lebih
lebar lagi. Nisan ini dibentuk persegi hingga menyerupai nisan pipih.
Selain nisan menhir, terdapat jenis nisan lain seperti pipih, gadah dan
hulu keris. Dalam kompleks makam ini juga terdapat tiga makam yang
mempunyai dua nisan tapi bentuk nisannya berbeda dalam satu makam,
yaitu: gadah dengan hulu keris, gadah dengan ulu keris, dan pipih
bermahkota dengan ulu keris.
• Situs Sewo
Situs Sewo merupakan situs Petta Allangkanang-e (batu pemujaan). Dimana Petta merupakan orang yang dituakan, sedangkan Allangkanang-e merupakan rumah tempat pertemuan pada waktu zaman air/taman menurun. Di ditus ini terdapat:
1. Di sebelah utara terdapat dakon yang digunakan untuk mengitung hari baik.
2. Di sebelah utara terdapat dolmen yang berguna sebagai tempat sesajian/tempat duduk.
3. Disebelah selatan terdapat batu pemujaan yang digunakan untuk tempat pertemuan. Batu ini terdiri dari batu-batu bersusun dan bertingkat dua (teras berundak). Dimana sesuai konsep kosmologi bahwa semakin tinggi, semakin sakral.
4. Batu pemujaan yang digunakan untuk pemujaan atau upacara untuk keperluan aktivitas berladang.
5. Lumping batu berada disekitar batu pemujaan nomor empat.
6. Dolmen berguna sebagai tempat diletakkan sesajian untuk upacara.
7. Dakon berfungsi untuk menghitung hari-hari baik. Lubangnya berukuran 7 x 7 cm.
8. Dulang yang berguna untuk tempat air suci.
9. Batu pemujaan berbentuk kerucut dan besar. Berada dekat dengan pohon besar. Di dekat batu pemujaan terdapat lubang batu dan altar. Tempat batu pemujaan ini berbentuk teras berundak.
10. Lumping batu terletak di sebelah barat dari batu pemujaan dan berada di daerah yang lebih rendah dari batu pemujaan. Lumping batu memiliki lubang yang kecil dan berada di tempat batu yang besar.
11. Lumpang batu terletak di sebelah barat dibagian ketinggian dekat dengan batu pemujaan, dakon, dan dolmen. Lumping batu memiliki lubang yang besar dan sudah sedikit patah.
Situs Sewo merupakan situs Petta Allangkanang-e (batu pemujaan). Dimana Petta merupakan orang yang dituakan, sedangkan Allangkanang-e merupakan rumah tempat pertemuan pada waktu zaman air/taman menurun. Di ditus ini terdapat:
1. Di sebelah utara terdapat dakon yang digunakan untuk mengitung hari baik.
2. Di sebelah utara terdapat dolmen yang berguna sebagai tempat sesajian/tempat duduk.
3. Disebelah selatan terdapat batu pemujaan yang digunakan untuk tempat pertemuan. Batu ini terdiri dari batu-batu bersusun dan bertingkat dua (teras berundak). Dimana sesuai konsep kosmologi bahwa semakin tinggi, semakin sakral.
4. Batu pemujaan yang digunakan untuk pemujaan atau upacara untuk keperluan aktivitas berladang.
5. Lumping batu berada disekitar batu pemujaan nomor empat.
6. Dolmen berguna sebagai tempat diletakkan sesajian untuk upacara.
7. Dakon berfungsi untuk menghitung hari-hari baik. Lubangnya berukuran 7 x 7 cm.
8. Dulang yang berguna untuk tempat air suci.
9. Batu pemujaan berbentuk kerucut dan besar. Berada dekat dengan pohon besar. Di dekat batu pemujaan terdapat lubang batu dan altar. Tempat batu pemujaan ini berbentuk teras berundak.
10. Lumping batu terletak di sebelah barat dari batu pemujaan dan berada di daerah yang lebih rendah dari batu pemujaan. Lumping batu memiliki lubang yang kecil dan berada di tempat batu yang besar.
11. Lumpang batu terletak di sebelah barat dibagian ketinggian dekat dengan batu pemujaan, dakon, dan dolmen. Lumping batu memiliki lubang yang besar dan sudah sedikit patah.
Dibagian luar kompleks yang dipagari diatas, ternyata dibagian luar
masih terdapat lumpang batu. Batu pemujaan = Langkan = Istana = Tempat
tamu. Batu ini disebut Bongketau. Batu tersebut melengket pada akar
pohon yang masih terdapat bekas-bekas sesajen seperti gelas dan
talangnya (mangkuk kecil) yang berada sekitar ±6 meter. Situs sewo
berada pada ketinggian yang menambahkan indikasi kalau batu pemujaan ini
memang masih digunakan sebagai tempat pemujaan, selain temuan non
artefak lainnya yang menunjang data mengenai hal tersebut.
Batu pemujaan ini diberi undakan, jarak undakan pertama mengelilingi batu altar berjumlah dua buah. Undakan kedua dua meter sedangkan undangan atau teras ke tiga mengarah ke utara berjarak ±1 meter dari pagar kawat situs ini.
Batu pemujaan ini diberi undakan, jarak undakan pertama mengelilingi batu altar berjumlah dua buah. Undakan kedua dua meter sedangkan undangan atau teras ke tiga mengarah ke utara berjarak ±1 meter dari pagar kawat situs ini.
• Situs Lawo
Situs ini memiliki temuan berupa batu bergores. Terletak di permukiman, sebelah utara temuan terdapat sungai. Temuan ini terletak di dusun/lingkungan Lawo, Kelurahan/desa Ompo, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Situs ini berjarak dari jalan raya sekitar ±50 meter. Temuan pada situs ini berupa bongkahan batu besar yang bergores. Goresan tersebut dinamakan cakra. Cakra tersebut sebanyak delapan buah.
Bongkahan batu yang memiliki goresan menyerupai “Cakra” dalam agama Hindu. Jumlah gambar ada enam yang kemungkinan merupakan satu himpunan dikarenakan pada keenam gambar Cakra ini pada bagian luarnya dibungkus oleh lingkaran lagi.
Situs ini memiliki temuan berupa batu bergores. Terletak di permukiman, sebelah utara temuan terdapat sungai. Temuan ini terletak di dusun/lingkungan Lawo, Kelurahan/desa Ompo, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Situs ini berjarak dari jalan raya sekitar ±50 meter. Temuan pada situs ini berupa bongkahan batu besar yang bergores. Goresan tersebut dinamakan cakra. Cakra tersebut sebanyak delapan buah.
Bongkahan batu yang memiliki goresan menyerupai “Cakra” dalam agama Hindu. Jumlah gambar ada enam yang kemungkinan merupakan satu himpunan dikarenakan pada keenam gambar Cakra ini pada bagian luarnya dibungkus oleh lingkaran lagi.
Sketsa Goresan Pada Batu berupa Cakra
• Situs Tinco
Situs Tinco merupakan tempat turunnya To-Manurung di Kabupaten Soppeng. Temuan-temuan yang terdapat di situs ini adalah sebagai berikut:
1. Batu dakon. Batu ini terletak di kebun coklat.
2. Batu bergores. Batu ini memiliki dakon dibagian atasnya, serta gambar rusa dibagian samping batu.
3. Lumping batu
4. Altar batu
5. Batu dulang
6. Batu dakon. Batu ini dipagari dengan pondasi.
7. Batu bergores. Batu ini juga dipagari dengan pondasi.
Situs Tinco merupakan tempat turunnya To-Manurung di Kabupaten Soppeng. Temuan-temuan yang terdapat di situs ini adalah sebagai berikut:
1. Batu dakon. Batu ini terletak di kebun coklat.
2. Batu bergores. Batu ini memiliki dakon dibagian atasnya, serta gambar rusa dibagian samping batu.
3. Lumping batu
4. Altar batu
5. Batu dulang
6. Batu dakon. Batu ini dipagari dengan pondasi.
7. Batu bergores. Batu ini juga dipagari dengan pondasi.
• Museum Prasejarah Calio
Museum ini merupakan museum prasejarah. Di dalam museum terdapat tinggalan-tinggalan dari masa prasejarah yang ada di Kabupaten Soppeng, yaitu:
1. Alat pembelah
2. Alat pemukul
3. Alat pemanah/penarah
4. Point/alat runcing
5. Fragmen Archdiscodon Celebencis.
Ditemukan sekitar tahun 1979-1985 pada bagian lapisan Plestosen (kurun waktu 1.500.000 tahun).
6. Alat batu masa Paleolitik zaman purba.
Kurun waktu kehidupan antara 80.000 tahun – 40.000 tahun silam.
Museum ini merupakan museum prasejarah. Di dalam museum terdapat tinggalan-tinggalan dari masa prasejarah yang ada di Kabupaten Soppeng, yaitu:
1. Alat pembelah
2. Alat pemukul
3. Alat pemanah/penarah
4. Point/alat runcing
5. Fragmen Archdiscodon Celebencis.
Ditemukan sekitar tahun 1979-1985 pada bagian lapisan Plestosen (kurun waktu 1.500.000 tahun).
6. Alat batu masa Paleolitik zaman purba.
Kurun waktu kehidupan antara 80.000 tahun – 40.000 tahun silam.
• Situs Cabbenge
Situs ini tergolong situs yang baru. Situs ini masih dalam penelitian para arkeolog. Dalam situs ini terdapat sangat banyak alat batu dan alat serpih yang tersebar di lingkungan situs. Di situs ini, saya dan teman-teman yang lain diberi tugas untuk mencari alat batu maupun alat serpih lalu ditunjukkan ke dosen. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui alat batu yang dibuat dan digunakan oleh manusia masa lalu dengan batu yang terbentuk oleh alam (alamiah).
Situs ini tergolong situs yang baru. Situs ini masih dalam penelitian para arkeolog. Dalam situs ini terdapat sangat banyak alat batu dan alat serpih yang tersebar di lingkungan situs. Di situs ini, saya dan teman-teman yang lain diberi tugas untuk mencari alat batu maupun alat serpih lalu ditunjukkan ke dosen. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui alat batu yang dibuat dan digunakan oleh manusia masa lalu dengan batu yang terbentuk oleh alam (alamiah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.