Dalam pendangan filsafat, tujuan akhir itu adalah rangkaian dari
kemungkinan-kemungkinan yang terdiri atas gejala dan kategori yang dapat
berkembang kearah sintesa yang baru. Dari cara pandang ini berarti
subyek utama dari filsafat adalah hasil dari tindakan rasional manusia
atas apa yang dapat dilahirkannya. Dengan demikian ultimo dari manusia
adalah rangkaian yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi mentautkan
sejak awal. Demikianlah maka filsafat melihat gejala atau kategori
didasarkan atas apa yang dipikirkan oleh akal. Pendapat ini sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh August Comte bahwa “saya berfikir maka
saya ada”. Sehingga sesuatu yang ada itu kalau ada yang memikirkannya.
Beranjak dari sini dapat dikatakan ultima ada karena ada yang
memikirkannya. Inilah proses berfikir filsafat, dimana jawabannya akan
selalu menjadi pertanyaan ulang.
Melahirkan suatu ultima dari manusia, dapat ditelusuri melalui suatu
rangkaian kejadian atau peristiwa yang dapat menyebabkan peristiwa
berikutnya, sampai diperoleh suatu peristiwa atau kategori yang lebih
baik dari sebelumnya. Seseorang dengan masa lalu dibesarkan dalam
lingkungan agama, maka orang tersebut akan mencari jawaban-jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan logika berdasarkan atas ajaran agama. Akibatnya
seseorang telah memperoleh jawaban yang pasti atas kebenaran. Tidak
demikian halnya dengan ilmu pengetahuan, ia akan berkembang secara
dialektis berdasarkan atas logika rasional dimana suatu pendapat atau
thesis akan mendapati suatu antithesis. Bila unsure-unsur terjelek
keduanya dibuang, kita akan mendapatkan suatu sintesa baru. Sintesa yang
baru ini akn di antithesa. Demikianlah maka ultimo manusia akan
berkembang menurut hokum dialektis, menjawab pertanyaan-pertanyaan
manusia yang bertanya pada kategori yang tiada habisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.