Sistem Informasi Arkeologi terdiri atas tiga kata, yaitu sistem, informasi, dan arkeologi. Setiap kata tersebut mengandung makna tersendiri. Sistem sendiri dapat didefinisikan sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Sedangkan informasi merupakan sekumpulan fakta (data) yang diorganisir dengan cara tertentu agar dapat mempunyai arti bagi penerima.
Berdasarkan pengertian sistem dan informasi, maka apabila dikaitkan dengan pengertian arkeologi, maka dapat dikatakan bahwa sistem informasi arkeologi merupakan suatu kerangka kerja yang terintegrasi pada suatu entitas yang melibatkan sumber daya untuk mentransformasikan data arkeologi ke dalam bentuk informasi arkeologi yang digunakan untuk membentuk operasi dan aktivitas dalam kegiatan arkeologi, serta menyediakan informasi tentang entitas tersebut.
Sistem informasi dibutuhkan dalam mengelola data arkeologi. Hal ini disebabkan karena setiap pekerjaan dari arkeologi akan memperoleh data. Misalnya ketika arkeolog melakukan sebuah penelitian. Penelitian yang dilakukan akan memperoleh data yang data tersebut akan menghasilkan sebuah informasi. Untuk menghasilkan informasi, maka memerlukan sebuah sistem dalam proses pengerjaannya.
Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu antara lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:
Komponen-komponen
Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa:
Berdasarkan pengertian sistem dan informasi, maka apabila dikaitkan dengan pengertian arkeologi, maka dapat dikatakan bahwa sistem informasi arkeologi merupakan suatu kerangka kerja yang terintegrasi pada suatu entitas yang melibatkan sumber daya untuk mentransformasikan data arkeologi ke dalam bentuk informasi arkeologi yang digunakan untuk membentuk operasi dan aktivitas dalam kegiatan arkeologi, serta menyediakan informasi tentang entitas tersebut.
Sistem informasi dibutuhkan dalam mengelola data arkeologi. Hal ini disebabkan karena setiap pekerjaan dari arkeologi akan memperoleh data. Misalnya ketika arkeolog melakukan sebuah penelitian. Penelitian yang dilakukan akan memperoleh data yang data tersebut akan menghasilkan sebuah informasi. Untuk menghasilkan informasi, maka memerlukan sebuah sistem dalam proses pengerjaannya.
Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu antara lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:
Komponen-komponen
Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa:
- Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut subsistem, misalkan sistem komputer terdiri dari subsistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia
- Eleman-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer
Batas sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
Lingkungan luar sistem
Lingkungan dari sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang memengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
Penghubung
Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
Masukan
Masukan adalah energi yang dimaksudkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
Keluaran
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
Pengolah
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
Sasaran atau tujuan
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Suatu sistem ada untuk menghasilkan sebuah informasi. Informasi berasal dari kumpulan fakta (data), dimana data merupakan fakta-fakta mentah atau deskripsi-deskripsi dasar dari hal, event, aktivitas, dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, diklasifikasikan, tetapi tidak diorganisasikan untuk tujuan spesifik tertentu.
Data yang ada kemudian dikelola dalam sebuah sistem yang disebut sistem database. Sistem database merupakan data yang terorganisasi dan saling berkaitan antara satu sama lainnya. Dalam arkeologi, sistem database merupakan bagian penting dari sistem informasi arkeologi. Adapun tujuan database yaitu:
- Salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi
- Menentukan kualitas informasi; akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya
Perkembangan sistem informasi sangat membantu dalam mengelola data arkeologi. Saat ini perkembangan sistem informasi menggunakan sistem informasi berbasis komputer dengan menggunakan sistem database. Kemajuan teknologi informasi sangat membantu dalam penyimpanan data arkeologi. Hal ini dapat dilihat dari penyimpanan data yang tidak manual lagi.
Sistem informasi berbasis komputer memberikan banyak kemudahan dibidang ekonomi maupun sistem penyimpanan datanya. Dari segi ekonomi, penggunaan sistem informasi dengan berbasis komputer lebih ekonomis, karena tidak perlu lagi membeli map atau lemari untuk menyimpan data. Selain itu penyimpanan data dalam komputer lebih efisien karena dapat menyimpan berbagai jenis dan macam data dalam satu komputer. Oleh karena itu, dalam bidang arkeologi, sistem informasi sangat dibutuhkan dalam mengelola, menyimpan dan memanfaatkan data arkeologi menjadi sebuah informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.