Selasa, 03 September 2019

Misteri Perairan Bulango

Film dokumenter yang dibuat oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Makassar dengan judul "Misteri Perairan Bulango" merupakan film yang menceritakan para arkeolog melakukan penelitian bawah air. Penelitian para arkeolog tersebut dilakukan di perairan Bulango yang terletak 48,1 mil laut dari Makassar dan masuk ke dalam wilayah kabupaten Pangkajene. Secara astronomis perairan Bulango terletak pada 04024’17” LS dan 119011’15”BT.



Penelitian di perairan Bulango merupakan penelitian bawah iar untuk melihat tinggalan yang terletak di perairan tersebut dengan melakukan ekskavasi. Penelitian tersebut dilakukan berdasarkan catatan sejarah CIna yang menyebutkan bahwa perairan Bulango atau biasa disebut dengan Selat Makassar dulunya merupakan daerah jalur pelayaran dan perdagangan. Dimana pada saat itu Makassar menjadi daerah transit. Adapun temuan yang ditemukan oleh para arkeolog adalah bangkai kapal karam dan muatan kapal, berupa keramik cina, batu-batu granit, batu bata, dan lain-lain. Temuan yang ditemukan pada umumnya memiliki kesamaan dengan temuan yang ada di daratan.

Di dalam film dokumenter ini pula, menggambarkan bagaimana cara kerja arkeolog dalam melakukan penelitian bawah air, misalnya ekskavasi dan penanganan temuan. Adapun tahapan dari awal sebelum pelaksanaan penelitian hingga penanganan temuan yang digambarkan yakni ada beberapa tahapan, Pertama-tama ketika tiba di pelabuhan, para arkeolog yang dibantu oleh nelayan, membawa alat-alat keperluan penelitian dan penyelaman ke kapal yang akan digunakan ke lokasi penyelaman. Ketika perjalanan dilakukan, arkeolog menentukan posisi mereka menggunakan GPS dan melakukan pemetaan, yaitu penentuan lokasi penelitian.

Perjalanan yang digunakan dengan menggunakan perahu besar tersebut cukup jauh, dan karena sudah hampir gelap, sehingga perjalanan dihentikan dan memutuskan untuk bermalam ditengah laut. Salah seorang arkeolog turun ke laut untuk memasang tali dan mengetahui kedalaman air laut. Selain itu, waktu dipergunakan untuk diskusi, pembacaan laporan yang sudah pernah dilakukan dan beristirahat. Perjalanan ke lokasi penelitian kemudian dilanjutkan keesokan harinya. 

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, kapal berhenti di lokasi penelitian. Pada saat kapal berhenti, para arkeolog yang akan melakukan penyelaman kemudian berdiskusi kembali mengenai tata cara dan tugas-tugas setiap arkeolog ketika melakukan ekskavasi di bawah air. Sebelum turun ke laut, para arkeolog mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan menyelam dan memeriksa keadaan alat-alat tersebut. Setelah semuanya sudah siap, alat-alat yang membantu penyelaman dipasang, dan alat-alat yang membantu ekskavasi bawah air kemudian diturunkan ke laut satu persatu.

Arekolog yang akan melakukan penelitian, kemudian turun di air. Aktivitas bawah air pun dimulai dan dilakukan oleh para arkeolog sesuai dengan tugas masing-masing. Aktivitas pertama yaitu pemasangan patok sebagai batas lokasi penelitian, dan kemudian dilakukan pengukuran serta penggambaran lokasi. Aktivitas selanjutnya yaitu pemasangan layout, dimana layout yang dipasang sudah berbentuk segiempat sesuai bentuk layout pada ekskavasi di daratan. Hanya saja, layout yang digunakan para arkeolog bawah air telah dibuat sebelum turun ke laut, dan layout hanya dipasang diatas permukaan tanah di bawah laut. 

Selain pemasangan layotu, arkeolog lain memeriksa keadaan lingkungan sekitar kotak ekskavasi. Ekskavasi yang dilakukan di dalam kotak layout, agak sedikit berbeda dengan yang dilakukan didaratan. Dimana temuan yang ada didalam kotak ekskavasi, ditangani dengan menyapu debu dengan tangan debu yang menutupi temuan, tanpa perlu melakukan penggalian. Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan di dalam kotak ekskavasi, yaitu pencatatan, pengukuran, pengangkatan temuan, pemotretan, dan penggambaran kotak ekskavasi. Setelah semua itu dilakukan, kemudian layotu diangkat dan dipindahkan ke lokasi berikutnya dengan melakukan kegiatan yang sama dengan kotak sebelumnya.

Temuan-temuan yang ditemukan di dalam kotak ekskavasi dan diluar lingungan kotak, kemudian diambil jadi sampel dan diangkat ke kapal. Adapun temuan-temuan yang diangkat tidak hanay temuan yang memiliki ukuran besar, temuan dengan ukuran kecil yang dianggap penting juga diangkat ke kapal. Temuan yang diangkat di kapal kemudian di cuci. Setiap temuan dibersihkan di atas kapal menggunakan air bersih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Artikel Popular Pekan Ini