Ada berbagai macam bentuk peninggalan arkeologi Islam di Indonesia, diantaranya: makam, nisan, masjid, tata kota, benteng, naskah, seni pahat dan kaligrafi. Namun tulisan ini akan membahas mengenai makam atau kubur Islam di Indonesia.
Istilah makam atau kubur berasal dari bahasa Arab. Dimana istilah makam berasal dari kata qama menjadi maqamum yang berarti tempat atau posisi berdiri. Sedangkan istilah kubur berasal dari kata qabara, gabrun, menjadi qubur yang berarti menguburkan jenazah.
Di daerah Aceh, istilah "kandang" sering digunakan untuk menyebut makam para Sultan (Lombard,1991:181-183). Kubur atau makam dianggap bagi yang mati yang tinggal di surga dan dikasihi Tuhan (Montana,1990:206).
Pada sistem penguburan Islam memiliki aturan, baik yang dilarang maupun yang dianjurkan dalam proses pelaksanaannya. Ada beberapa hal yang dilarang dalam tradisi penguburan Islam (Kramers & Gibb,1953:90), diantaranya:
- menembok kubur,
- membuat ornamen atau tulisan, dan
- membuat bangunan diatas kubur.
Anjuran dalam tradisi penguburan Islam, diantaranya:
- menguburkan mayat harus menghadap ke kiblat (Rohan,1992:84),
- kubur lebih baik ditinggikan dari tanah sekitarnya, dan
- memberi tanda diatas kubur agar dapat dikenali.
Namun pada kondisi tinggalan-tinggalan makam Islam yang ada di Indonesia, banyak yang tidak mengikuti secara keseluruhan anjuran dan larangan yang seharusnya di makam Islam. Hal ini dikarenakan budaya masyarakat masih terpengaruh oleh budaya sebelum masuknya Islam. Sehingga budaya lama masih dapat dijumpai seperti halnya di tinggalan-tinggalan makam Islam yang tersebar di Indonesia.
Dalam dunia kearkeologian, tinggalan makam Islam dikenal memiliki beberapa bagian yang memiliki fungsinya masing-masing. Bagian-bagian makam tersebut adalah:
- Nisan berfungsi sebagai penanda kubur (Wibisono,1989:10; Kiefer & Sather 1970:75-90),
- Jirat merupakan bangunan persegi panjang yang dibuat di atas permukaan tanah bekas lubang kubur. Jirat biasa dikenal dengan istilah badan makam, dan
- Cungkup merupakan bangunan beratap sebagai penutup dan pelindung makam (Ambary,1988:11).
Pada makam Islam di Indonesia juga dijumpai ragam hias yang berada dibagian makam. Ragam hias yang terdapat disekitar makam terpengaruh dari masa kebudayaan Hindu-Budha. Hal ini dibuktikan dengan adanya gapura bentar dan panduraksa, yang lebih mengarah pada sebuah candi dari masa klasik. Seperti yang terdapat pada panduraksa, pada bangunan tersebut sering dijumpai ornamen yang mirip dengan motif kala yang terdapat pada bangunan candi. Pada ragam hias yang terdapat pada nisan, jirat, cungkup, dan gapura sering dijumpai pula motif hias berupa stilir, yaitu penyamaran binatang pada hiasan.
Penguburan Islam di Indonesia memiliki beberapa pola yang sering dijumpai di makam-makam Islam. Pola penguburan Islam tersebut yakni:
- terletak di tanah datar,
- halaman berderet kebelakang,
- meninggi (tokoh berada di belakang) dan diatas bukit,
- halaman berderat kebelakang tokoh utama yang ada dibelakang dengan kuncup yang tinggi.
Pada pola penguburan Islam, makam utama terkadang berada di daerah dataran dan ada pula di perbukitan. Jika terdapat di daerah dataran, makam utama terdapat dibagian paling belakang dan dibuat cungkup yang besar dan mewah. Sedangkan jika makam utama terdapat di perbukitan, makam utama terdapat di tempat paling atas dari bukit tersebut. Di dalam kedua makam tersebut tidak hanya terdapat makam raja, tetapi juga makam dari pegawai kerajaan dan keluarga dari raja yang dimakamkan.
Berikut beberapa gambar situs penguburan atau pemakaman Islam yang ada di Indonesia:
Makam La Tenri Ruwa di Bantaeng
Makam La Tenri Ruwa di Bantaeng
Makam Raja Lamuru di Bone
Makam Sultan Hasanuddin di Gowa
Makam Arung Palakka di Gowa
Makam Raja-Raja Binamu di Jeneponto
Makam Raja-Raja Tallo di Makassar
Makam Lokko'e di Palopo
Makam Jera' Lompoe di Soppeng
Kompleks Makam Jera' Lompoe
Dapat pula menonton video dibawah ini untuk penjelasan lebih lanjut:
#arkeologi #arkeologiindonesia #tinggalanarkeologi #arkeologiprasejarah
#arkeologisejarah #arkeologiklasik #arkeologiislam #arkeologikolonial
#heritage #arkeologimaritim #tinggalanmasalalun #tinggalanbudaya
#budayamasalalu #sejarahbudaya #indonesia #wonderfulindonesia
#heritageindonesia
Nama sufiadin
BalasHapusNim N1B118024
Sufiadiantro18@gmail.com
Perlu dilanjutkan pengkajian situs peninggalan Islan di SulawesiSelatan agar generai muda dapat mengenal dan memahami eksistensinya.
BalasHapus