Negara dan bangsa Indonesia dengan karakteristik sosial budaya baharinya, bukanlah fenomena baru di Nusantara. Fakta sejarah menunjukkan bahwa fenomena kehidupan bahari bangsa Indonesia saat ini, khususnya bidang birokrasi/pemerintahan, pelayaran, dan perikanan merupakan kontinyuitas dari proses perkembangan fluktuatif dari kehidupan bahari masa lalu.
Proses perkembangan yang fluktuatif tersebut memberikan gambaran tentang bagian dari masa lalu yang lebih maju daripada masa sebelumnya dan sesudahnya. Munculnya kerajaan-kerajaan maritim masa lalu yang berdaulat dengan sistem pertahanan keamanan yag ketat, tumbuhnya sektor-sektor ekonomi kebaharian terutama pelayaran dan perikanan, aplikasi pengetahuan dan teknologi kelautan, dan diadakan serta diberlakukannya kebijakan dan hukum perudang-undangan laut merupakan hasil kreativitas dan inovatif lokal.
Kerajaan maritim merupakan kerajaan-kerajaan yang menjalankan kegiatan ekonomi berasaskan perdagangan dan kelautan serta berfungsi sebagai pelabuhan. Kerajaan maritim memiliki ciri-ciri:
1. Terletak di pesisir pantai, lembah sungai dan kepulauan
2. Kehidupan bergantung kepada perdagangan dan kegiatan yang berkaitan dengan laut
3. Memiliki sekurang-kurangnya sebuah pelabuhan yang lengkap dengan kemudahan: gudang, tempat tinggal, bekalan air, dan kawasan perniagaan
Adpun ciri-ciri kerajaan maritim yang ada di Nusantara adalah sebagai berikut:
1. Terdapat penempatan awal yang terletak di kawasan pengeluaran bijih logam seperti emas dan timah
2. Terdapat petempatan yang berkembang menjadi tempat kegiatan perdagangan dan sebagai pelabuhan dan pembekal. Contoh pelabuhan pembekal: jenderam hilir dan klang (selangor), dan kuala berang (terengganu)
3. Terdapat pelabuhan pembekal yang berkembang dan mendapat status pelabuhan kerajaan. Contohnya Champa dan Langkasuka
4. Pelabuhan Kedah Tua dan Sriwijaya merupakan kawasan perdagangan yang stategik di Selt Melaka dan Selat Sunda dan berkembang menjadi sebuah pelabuhan Entrepot
5. Semenanjung Tanah Melayu dan Sumatera dikenal sebagai Suvarnadvipa (Semenanjung Emas) dan Suvarnabumi (Bumi Emas)
6. Organisasi kerajaan maritim terdiri dari penduduk tempatan, orang laut dan pedagang luar
7. Menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perantaran (Lingua-Franca)
8. Mampu berlayar dan berdagang dengan kemahiran membuat perahu dan kapal layar yang dimilikinya
9. Terdapat bukti-bukti peningalan di Museum Pekan, Pahang dan di museum Arkeologi di Lembah Bujang, kedah. seperti kapal layar milik orang bugis
#arkeologi #arkeologiindonesia #tinggalanarkeologi #arkeologiprasejarah #arkeologisejarah #arkeologiklasik #arkeologiislam #arkeologikolonial #heritage #arkeologimaritim #tinggalanmasalalun #tinggalanbudaya #budayamasalalu #sejarahbudaya #indonesia #wonderfulindonesia #heritageindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.