Analisis Penyebab Kerusakan
Kerusakan terjadi dapat disebabkan perubahan mekanis, sehingga benda cagar budaya menjadi berubah bentuk dan fungsi. Kerusakan adalah suatu perubahan yang terjadi pada benda dimana sifat-sifat alaminya masih tetap ada. Kerusakan (damage) yang terjadi pada benda cagar budaya berbeda dengan pelapukan (deteriorate).
Analisis Penyebab Pelapukan
Pelapukan adalah perubahan yang terjadi pada bahan Benda Cagar Budaya yang disertai dengan perubahan sifat-sifat fisik (desintegrasi) dan perubahan sifat-sifat kimiawinya (dekomposisi). Pelapukan disetiap daerah berbeda-beda tergantung unsur-unsur dari daerah tersebut. Di daerah tropis, dimana pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai 100 m. Berbeda dengan di daerah subtropis, dimana pelapukannya hanya beberapa meter saja.
Pelapukan disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Interaksi antar keduanyalah yang mengakibatkan terjadinya pelapukan pada Benda Cagar Budaya.
- Faktor Internal. Faktor internal merupakan faktor kelemahan bawaan yang menyatu di dalam Benda Cagar Budaya, yaitu bahan, desain, dan teknologi (sistem bangunan), tanah dasar, lokasi geotopografi, dan iklim setempat. Bida juga diartikan sebagai faktor yng berkaitan dengan sifat-sifat alami bahan dasar yang digunakan untuk Benda Cagar Budaya tersebut.
- Faktor Eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor dari lingkungan tempat Benda Cagar Budaya berada. Berdasarkan sifatnya, faktor eksternal terbagi atas faktor alam (abiotik) dan faktor hayati (biotik). Faktor alam (abiotik) adalah faktor yang berasal dari unsur tak hidup. Dalam hal ini yang dimaksud adalah iklim (curah hujan, suhu, kelembaban, angin, sinar matahari, dan sebagainya). Sedangkan faktor hayati (biotik) adalah faktor yang berasal dari makhluk hidup (mikroorganisme, serangga, jamur, dan sebagainya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.