Benda Cagar Budaya terbuat dari berbagai jenis bahan, setiap bahannya, memiliki tindakan tersendiri dalam pelaksanaan analisisnya. Berikut adalah jenis bahan Benda Cagar Budaya dan cara menganalisisnya:
Batu
Analisis pada Benda Cagar Budaya yang berbahan dasar batu dilakukan dengan mengidentifikasi jenis dan mineral pembentukannya.
Bata
Benda Cagar Budaya berbahan dasar bata umumnya berupa bangunan yang dapt berupa candi, gapura, kolam, sumur, saluran air, dan lain-lain. Material bata merupakan material yang sangat rentan akan pelapukan dan kerusakan. Identifikasi pada teknik pembuatan bata (kualitas bahan dasar, campuran bahan dasar, dan pembakaran), kualitas bata, ukuran bata, dan kadar garam terlarut yang menutup 50% permukaan bata (tipis, tebal, dan tebal berkristal).
Kayu
Benda Cagar Budaya dengan bahan dasar kayu sebagian terletak di tempat terbuka dan sebagian berada di tempat tertutup. Benda Cagar Budaya di tempat terbuka dapat berupa bangunan masjid, keraton, rumah adat, dan sebagainya. Sedangkan Benda Cagar Buday di tempat tertutup dapat berupa koleksi museum, contohnya hiasan/ornamen, arca, dan sebagainya. Agensia perusak yang menyebabkan kayu rusak ialah serangga (rayap dan kumbang bubuk). Pelapukan kayu disebabkan oleh serangan jamur.
Analisis terhadap Benda Cagar Budaya Berbahan dasar kayu dilakukan dengan mengidentifikasi jenis kayu (morfologi, kilap, struktur dan tekstur kayu), kondisi dan bahan pelapis permukaan kayu, serta kerusakan dan pelapukan (kilap, perubahan warna, perubahan bentuk, retak, pecah, terbelah, noda, keropos, lapuk, busuk, lunak, dan rapuh).
Manuskrip (Naskah Kuno)
Analisis identifikasi Benda Cagar Budaya berupa manuskrip (naskah kuno) dilakukan dengan mengidentifikasi bahan dasar (lontar, jamur, daun enau, daun pandan, nipah, daluang, dan kertas), jenis/bentuk (gulungan, lembaran, buku, dan sebagainya), serta kerusakan dan pelapukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.