Jumat, 25 Juni 2021

Kondisi Degradasi Yang Terjadi Pada Benda Cagar Budaya

Degradasi bahan adalah kondisi dimana bahan telah mengalami penurunan kualitas baik secara fisik maupun kimiawi dalam bentuk kerusakan (damage) dan pelapukan (deterioration). Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya degradasi bahan adalah lingkungan, yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro yang dimaksud merupakan lingkungan tempat Benda Cagar Budaya berada, sedangkan lingkungan makro adalah masih berada disekitar lingkungan Cagar Budaya berada, dengan radius 10km.

Terjadinya degradasi bahan pada Benda Cagar Budaya, tentunya melalui tahapan yang cukup panjang. Dimulai dari: adanya faktor yang menyebabkannya, hingga terjadilah proses degradasi yang akhirnya menimbulkan akibat pada Benda Cagar budaya. Faktor yang menyebabkan terjadinya degradasi bahan terbagi atas dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan oleh sifat alami bahan, sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh faktor biotis dan faktor nonbiotis.

Faktor biotis terjadi diakibatkan oleh jasad Makroskopis dan jasad Mikroskopis. Jasad Makroskopis terdiri atas:

  1. Ganggang (algae): tipe butiran (granular), tipe benang (filamentous), tipe lendir (slimmy)
  2. Lumut (moss): lumut sejati (musci) dan lumut hati (hepaticeae)
  3. Lumut kerak (lichens): tipe butiran (crustaceae), tipe berdaun (foliaceae) dan tipe berambut (fructicose)
  4. Tanaman perdu: spermatophyta dan pteridophyta
  5. Tanaman tingkat tinggi
  6. Serangga: rayap, kumbang, laba-laba, dan semut
Sedangkan Jasad Mikroskopis terdiri dari:
  1. Jamur (fungi)
  2. Aktinomisetes (actinomycetes)
  3. Bakteri (bacteria)

Adapun faktor nonbiotis dipengaruhi oleh iklim, air, bencana alam dan vandalisme. Faktor iklim terbagi atas iklim mikro dan iklim makro, diantaranya suhu udara, kelembaban udara, penyinaran, penguapan, dan polusi udara. Faktor air diakibatkan dari air hujan, air rembesan, dan air kapiler. Adapun faktor bencana alam berasal dari terjadinya banjir, gempa bumi dan kebakaran. Selain itu, faktor vandalisme, diakibatkan oleh corat-coret, goresan, perusakan, pemindahan dan pencurian.




Referensi:

Anonim. 2006. Petunjuk Teknis Perawatan Benda Cagar Budaya Bahan Kayu. Jakarta: Direktorat Peninggalan Purbakala-Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Santoso, Dukut. 2006. "Prinsip-Prinsip dan Metodologi Konservasi dan Pemugaran" dalam Laporan Diklat Konservasi dan Pemugaran. Jakarta: tidak diterbitkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Artikel Popular Pekan Ini