Minggu, 27 Juni 2021

Perkembangan Tata Ruang Pada Rumah Tinggal Kolonial

Perkembangan arsitektur kolonial Belanda digolongkan menurut beberapa waktu, yaitu pada abad ke-19 (tahun 1850-1900), awal abad ke-20 (tahun 1900-1915), dan tahun 1916-1940.


Arsitektur kolonial abad ke-19 (tahun 1850-1900)

Arsitektur kolonial dalam kurun waktu ini dikenal sebagai gaya Indische Empire Style. Gaya tersebut mengadopsi dari gaya arsitektur Perancis Empire Style yang disesuaikan dengan lingkungan, iklim serta tersedianya material pada saat itu. Karakteristik arsitektur Indische Empire Style diantaranya:

  • Denah simetris penuh;
  • Tembok tebal;
  • Langit-langit tinggi;
  • Terdapat central room yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan belakang;
  • Kamar tidur disebelah kanan-kiri central room;
  • Dapur, kamar mandi, gudang dan fasilitas servis diletakkan dibagian belakang, terpisah dari rumah induk.
Ciri khas pada rumah tinggal kolonial abad ke-19 (tahun 1850-1900)


Perkembangan Arsitektur awal abad ke-21 yaitu tahun 1900-1915

Arsitektur yang berkembang pada tahun ini merupakan arsitektur awal modern yang berkarakteristik:

  • Denah bangunan masih ada yang berpola simetri;
  • Terdapat unsur tower pada pintu masuk utama;
  • Penyelesaian detail yang sangat rinci
Ciri khas pada rumah tinggal kolonial tahun 1900-1915 dengan gaya arsitektur awal modern


Perkembangan Arsitektur Tahun 1916-1940

Arsitektur kolonial yang berkembang antara tahun 1916-1940 sering disebut sebagai arsitektur yang lebih mengutamakan fungsional. Di Eropa dikenal dengan gaya Insternational style. Kemudian gaya tersebut diadaptasikan dengan iklim setempat, bahan yang tersedia, dan teknologi yang ada. Di Malang, pada zaman itu aliran ini dikenal dengan nama Nieuwe Bouwen dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Ruangan (dengan tata letak yang efisien lantai rencana, fasilitas yang memadai dan optimal sinar matahari) adalah yang paling penting;
  • Menekankan pentingnya siteplan yang fungsional dengan tata ruang yang terbuka dan lebih fleksibel;
  • Terdapat atap datar;
  • Gevel horizontal;
  • Volume bangunan yang berbentuk kubus;
  • Didominasi warna putih.
Ciri khas pada rumah tinggal kolonial abad ke-19 (tahun 1916-1940) dengan gaya International Style atau Nieuwe Bouwen


Fenomena arsitektur kolonial di Indonesia merupakan peninggalan bangsa asing yang pernah menduduki Indonesia. Oleh karena itu, keberadaannya sudah menjadi bagian dari perkembangan dunia arsitektur di tanah air. Keberadaan arsitektur kolonial yang merupakan gaya arsitektur Eropa memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri.



Referensi:

Handinoto. 2006. Perkembangan Kota Malang pada Zaman Kolonial (1914-1940). Surabaya: Universitas Kristen Petra

Kishore, Mahbubani. 2000. Can Asians Think?. Singapura: Marshall Cavaris International (Asia) Private Limited

Muharam, A. 2002. Citra dan Identitas Kawasan: Konsep Desain Elemen Fisik Kawasan Pedestrian Dago. Thesis Tidak Diterbitkan. Bandung: Program Studi Desain, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung.

Sumintardja, D. 1978. Kompendium Sejarah Arsitektur (jilid I). Yayasan Lembaga Penyelidik Masalah Bangunan, Bandung.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Artikel Popular Pekan Ini